Investment
Definisi Investasi Dan Cara Memulainya
Pasti Anda enggak asing lagi dengan yang namanya investasi. Tapi, apakah Anda tahu apa itu investasi? Atau Anda sudah tahu, tapi belum mempraktekannya. Karena Anda masih bingung investasi apa ya yang cocok dan enggak abal-abal. Seperti yang kita ketahui banyak sekali berita-berita di media masa tentang investasi bodong. Nah, di blog ini Saya akan membahas tentang apa sih investasi itu dan instrumen apa yang cocok dengan profil risiko Anda, tentunya enggak bodong ya!
Menurut KBBI, definisi investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Nah, dari definisinya sudah kebayang kan? Sebenarnya investasi itu tidak hanya dalam bentuk uang saja, tapi dalam bentuk ilmu juga yang disebut investasi ilmu. Tapi di sini kita tidak akan membahas tentang investasi ilmu.
Untuk Anda yang sudah terbiasa menanamkan modal baik di UMKM atau perusahaan-perusahaan besar lokal maupun internasional rasanya bukan sesuatu yang asing dengan istilah 'investasi'. Tapi bagi pemula mungkin agak bingung kalau hanya tahu definisinya saja tanpa ada penjelasan. Jadi saya akan menjabarkan sedikit tentang investasi terutama bagi pemula.
INVESTASI ITU APA SIH?
Sederhananya investasi ialah salah satu cara mengembangkan uang atau harta dengan harapan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Contoh sederhana dari investasi yaitu : Rian ingin membuka usaha bakso, dan modal untuk usaha bakso ialah 10 juta. Tapi Rian hanya mempunyai uang 3 juta, bearti masih kurang 7 juta lagi untuk memulai usahanya. Dan ternyata temannya Rian yaitu Beni dan Yudi ingin memberikan modal tambahan untuk usaha bakso Rian tersebut (Bukan meminjamkan) masing-masing sebesar 3,5 juta.
Nah dalam kasus ini, Beni dan Yudi disebut investor, dan mereka berhak memperoleh keuntungan yang dihasilkan usaha baksonya Rian sesuai jumlah modal yang ditanamkan. Dan Rian disebut pelaku usahanya, tapi Rian juga sebagai pemilik usaha karena ikut andil dalam penanaman modal. Yang perlu Anda ingat dalam berinvestasi ialah adanya proses perputaran modal sehingga mendapatkan keuntungan, jadi Anda harus sabar untuk memperoleh hasilnya, karena tidak ada investasi yang membuat Anda mendadak kaya.
MEMULAI INVESTASI
Ada beberapa poin yang harus Anda pahami sebelum memulai investasi, yaitu:
Tentukan tujuan investasi. Memiliki tujuan yang jelas akan memengaruhi investasi Anda. Contohnya, 10 tahun yang akan datang Anda akan membeli rumah, atau ingin memiliki passive income setelah pensiun nanti. Jika Anda memiliki tujuan yang jelas, maka Anda akan tahu ke mana uang Anda akan diinvestasikan.
Berapa lama Anda akan berinvestasi? Jangka panjang atau jangka pendek? Umumnya, investasi jangka pendek itu kurang dari tiga tahun. Dan investasi jangka panjang itu lebih dari 3 tahun, tergantung tujuan Anda berinvestasi untuk apa. Karena berbeda tujuan, berbeda juga jangka waktunya.
Kenali profil risiko Anda. Dalam berinvestasi ada yang namanya perputaran uang, dan itu tak lepas dari untung-rugi. Sebelum memulai investasi, Anda harus mengenali dulu profil risiko Anda, maksudnya profil risiko di sini ialah kemampuan Anda secara finansial. Pastikan Anda terlepas dari utang, memiliki dana darurat, dan mempunyai pendapatan yang stabil. Jangan sampai Anda berhutang untuk berinvestasi ya!
INVESTASI KAN MODALNYA HARUS BESAR?
Ah, enggak juga.
Dengan uang Rp.100rb Anda sudah bisa berinvestasi loh. Karena sekarang ini ada beberapa instrumen-instrumen investasi yang bisa dimulai dengan uang Rp. 100rb, salah satunya investasi di saham. Selain saham, ada juga beberapa instrumen investasi yang dapat kalian pilih sesuai profil risiko kalian, seperti deposito, emas, reksadana, dan juga properti.
1. EMAS
Investasi emas mungkin sudah familier di telinga Anda. Karena kebanyakan masyarakat menjadikan emas sebagai salah satu bentuk investasinya, baik emas perhiasan ataupun emas batangan. Nilai emas cenderung stabil dan selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dan investasi emas ini cocok untuk Anda yang memiliki profil risiko rendah, dikarenakan masih takut rugi besar, uang hilang, dsb.
Untuk memulai investasi emas Anda bisa datang ke pegadaian dan membawa dokumen-dokumen yang harus dilengkapi. Atau bisa juga membeli emas lewat aplikasi, nah kalau lewat aplikasi ini Anda tidak perlu membeli emas yang minimal beratnya harus 0.5 gr. Kalau dananya masih terbatas, dengan uang Rp. 1000 pun Anda sudah bisa membelinya.
2. PROPERTI
Investasi properti juga cocok untuk Anda yang memiliki profil risiko rendah, karena nilainya yang stabil dan selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Cara sederhana untuk memulai investasi properti yaitu dengan membeli tanah, atau menyewakan properti yang Anda punya, contohnya membuat indekos.
3. REKSADANA
Reksadana adalah instrumen investasi yang mana dana investor dikelola oleh manajer investasi. Dengan kata lain, Anda sebagai investor menitipkan dana Anda ke manajer investasi untuk diinvestasikan ke instrumen-instrumen investasi yang ada di pasar modal.
Ada lima jenis reksadana, yaitu reksadana saham, reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana index. Masing-masing memiliki risiko yang berbeda, mulai dari yang terendah yaitu reksadana pasar uang dan yang paling tinggi yaitu reksadana saham.
4. SAHAM
Saham adalah bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan. Jika Anda membeli saham suatu perusahaan artinya Anda tercatat sebagai pemilik dari perusahaan tersebut, dan Anda berhak mendapatkan dividen yang dibagikan oleh perusahaan setiap tahunnya. Selain itu, Anda juga berhak ikut dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
Bagi Anda yang memiliki profil risiko agresif, investasi saham bisa menjadi pilihan Anda. Karena investasi saham ini dapat memberikan keuntungan yang besar, tapi risiko kerugiannya juga besar, dengan kata lain high risk high return.
Baca Juga : Pemula Belajar Saham
SEBERAPA PENTINGKAH INVESTASI?
Jawabannya, sangat penting. Selain untuk memperoleh keuntungan, tujuan dari investasi juga untuk mengalahkan inflasi. Dari tahun ke tahun harga suatu barang tentunya tidak akan sama. Harga 1 kg telur pada tahun 2010 tidak akan sama dengan harga telur pada tahun 2020.
Jika Anda mempunyai keinginan untuk membeli rumah 10 tahun yang akan datang, dan harga rumah tersebut pada saat ini adalah Rp. 500 juta. Katakanlah gaji Anda 8 juta, dan Anda hanya bisa menyisihkan uang Rp. 4 juta setiap bulannya untuk ditabung dengan maksud bisa membeli rumah nantinya. Berarti dalam jangka waktu 10 tahun nilai tabungan Anda adalah Rp. 480 juta. Nah pertanyaannya, 10 tahun ke depan, apakah harga rumah tersebut akan tetap sama dengan harga pada saat ini? Tentu tidak, pastinya akan mengalami kenaikan.
Oleh sebab itu Anda harus berinvestasi, karena jika Anda hanya mengandalkan tabungan di Bank atau di bawah bantal, maka nilainya akan terus tergerogoti oleh inflasi. Memang secara angka besar, tapi secara nilai akan semakin mengecil. Carilah instrumen investasi yang memberikan keuntungan lebih tinggi dari inflasi. Jika inflasi setiap tahunnya sebesar 3%, maka Anda harus memilih instrumen investasi yang memberikan keuntungan lebih dari 3% per tahunnya.
No comments