Investment
Cara Mudah Analisa Fundamental Saham
Analisa fundamental merupakan sesuatu hal yang wajib dilakukan sebelum melakukan pembelian saham. Analisa fundamental biasa digunakan oleh para investor dan juga trader. Tujuan dari analisa ini yaitu untuk mengetahui profil perusahaan secara keseluruhan, baik dari kinerja, maupun dari manajemennya.
Di artikel sebelumnya sudah dibahas secara singkat tentang analisa fundamental, nah blog ini kita akan praktik atau melakukan analisa fundamental pada suatu saham perusahaan dengan cara yang paling sederhana.
Belajar Analisa Fundamental : Part 1
SELEKSI AWAL
Pilihlah saham yang Anda kenali, dan produknya terkenal di masyarakat. Kenapa begitu? Karena biasanya perusahaan yang terkenal memiliki fundamental yang bagus, walau tidak semua. Contohnya UNVR dengan produknya yang sangat dekat dengan masyarakat, seperti Lifebouy, Dove, Rexona, Sunlight, Wall's, Pepsodent, dan masih banyak lagi.
Selain itu Anda juga bisa menggunakan indeks saham. Indeks saham sangat membantu dalam seleksi awal, karena di indeks tersebut sudah disediakan saham-saham pilihan sesuai kriterianya, dan bisa Anda gunakan sebagai acuan terutama bagi pemula. Di sini Saya akan menggunakan indeks IDX30.
IDX30 diambil dari LQ45, dan pastinya penghuni IDX30 ini merupakan saham-saham perusahaan besar dan memiliki kapitalisasi pasar yang tinggi. Di bawah merupakan daftar saham yang masuk IDX30.
Jika Anda melihat daftar saham di indeks tersebut, pastinya sudah familier dengan nama-nama perusahaannya. Mungkin ada beberapa juga yang tidak Anda kenali. Pada daftar saham tersebut Saya akan ambil salah satunya yaitu saham BBRI.
Bank BRI dengan kode sahamnya BBRI. Saya rasa hampir semua orang tahu dengan salah satu bank BUMN ini. Bank BRI merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia dengan nilai kapitalisasi pasarnya Rp. 421,84 T (Data RTI tanggal 5 November 2020).
Dengan memilih perusahaan-perusahaan besar, setidaknya akan meminimalisir risiko kerugian Anda. Bayangkan saja, apakah mungkin perusahaan sebesar Bank BRI, Unilever, Bank BCA bangkrut? Bisa saja, tapi kemungkinan bangkrutnya paling 1%.
MENGANALISIS LAPORAN KEUANGANNYA
Menganalisis laporan keuangan itu susah-susah gampang. Apalagi ketika melihat angka-angkanya yang enggak tahu artinya. Tapi sebenarnya dalam menganalisis laporan keuangan itu tidak harus dibaca semua, cukup beberapa bagian saja yang penting. Kecuali ya Anda memang niat untuk membaca semuanya.
Nah di sini Saya sudah mengunduh laporan keuangan saham BBRI tahun 2019, dan langsung saja ke bagian laba ruginya. Tampilannya seperti gambar di bawah ini.
Kita lihat bagian laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk. Dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 ternyata selalu mengalami kenaikan, dan nilainya di tahun 2019 adalah 34 T. perlu diingat, yang dimaksud entitas induk ialah pemegang sahamnya.
Baca Juga : Pemula Belajar Saham
Sekarang kita lihat aset perusahaannya, bisa dilihat gambar di bawah ini.
Aset Bank BRI tercatat dari tahun 2015 selalu mengalami kenaikan, begitu juga dengan laba bersihnya.
Selain itu, ekuitasnya juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Aset ini merupakan harta atau segala sesuatu yang dimiliki perusahaan. Sedangkan ekuitas merupakan harta bersih yang berasal dari investasi pemilik perusahaan dan hasil aktivitas usaha perusahaan. Ekuitas ini berasal dari aset setelah dikurangi kewajiban.
Selain itu, jika melihat harga saham BBRI ketika pertama kali melantai di bursa pada tahun 2003 ialah Rp. 875 per lembarnya. Dan tanpa memperhitungkan stock split, maka diperkirakan harga saham BBRI pada saat ini adalah Rp. 34,200 per lembarnya. Artinya harga saham BBRI ini mengalami kenaikan sebesar 3,808% dari semenjak IPO atau melantai di bursa. (Harga saham BBRI pada tanggal 5 November 2020 sesi pertama adalah Rp. 3,420)
Dapat disimpulkan bahwa saham BBRI ini merupakan perusahaan yang bertumbuh.
RASIO-RASIO LAPORAN KEUANGAN
Dan sekarang kita masuk ke rasio-rasionya.
Di situ sangat jelas bahwa ROE-nya adalah 19,41% di tahun 2019. Seperti yang sudah dijelaskan di artikel sebelumnya, bahwa ROE yang ideal itu di atas 15%. Dan BBRI termasuk yang ideal.
Untuk sektor Bank memang ada perbedaan dengan sektor lainnya, ada rasio yang tidak ada di sektor lain, yaitu CAR. Sekarang mari kita fokus ke bagian Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal, bisa Anda lihat bahwa CAR-nya adalah 22.55%. CAR ideal untuk sebuah bank minimal 15%, jika lebih dari 15% maka lebih bagus.
CAR ini menunjukkan kemampuan Bank dalam menyiapkan dana yang digunakan untuk mengatasi risiko kerugian. Mengacu pada peraturan pemerintah, CAR suatu Bank setidaknya minimal 8%. Semakin besar nilai CAR artinya bank memiliki kemampuan yang baik dalam menghadapi kemungkinan risiko kerugian.
Setelah itu kita lihat ROA-nya. Ternyata Bank BRI memiliki ROA 3.50%. Seperti yang sudah dijelaskan di artikel sebelumnya, semakin tinggi nilai ROA-nya maka semakin bagus. Tapi, dalam hal ini kita juga harus membandingkan dengan perusahaan yang sejenis.
Sekarang kita bandingkan dengan Bank BCA dan Bank BNI.
Gambar di atas merupakan ROA dari Bank BCA, dan ternyata ROA Bank BCA tahun 2019 adalah 4.0%. Dan sekarang kita lihat ROA-nya Bank BNI.
Ternyata ROA-nya Bank BNI adalah 2.4%. Artinya, jika dibandingkan dengan kedua perusahaan tersebut, maka ROA-nya Bank BRI ini terbilang bagus.
KESIMPULAN
Kesimpulannya adalah bahwa BBRI atau Bank BRI ini adalah perusahaan dengan fundamental yang bagus. Cara ini bisa Anda gunakan untuk menganalisis saham lainnya dengan sektor yang berbeda. Akan tetapi, jika tadi kita menggunakan CAR, maka untuk sektor lain Anda harus menggunakan DER. Dan DER di bawah 1x atau 100% maka lebih bagus, dengan pengecualian untuk beberapa sektor seperti konstruksi, asuransi dan properti adalah hal yang wajar jika DER-nya lebih tinggi.
No comments